Media Wicasi

Jumat, 19 April 2013

cerpen


Sudah hampir 2 jam kota ini diselimuti hujan. Dan yah.. entahlah. Hujan selalu mampu membuatku merenung, bernostalgia, mengenang masa lalu. Hujan seolah-olah membawaku menemukan keeping-keping puzzle yang telah lama tak terurus. Kenanganku kembali liar. Kali ini aku mengingat perbincanganku tadi bersama Ririn. Perbincangan yang sebenarnya tak penting untuk di dingat, tak perlu direnungkan, bahkan tak perlu dipikirkan secara berlebih. Sungguh, itu benar-benar tak penting. Namun, peristiwa tadi mampu membawaku kembali pada peristiwa beberapa tahun silam, peristiwa yang sama, dan perasaan yang tak pernah bisa ku mengerti.
“Aku rasa, Andre suka padamu..” Ucap Ririn secara tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. Aku tak pernah menyangka ia akan mengungkapkan kalimat tersebut. Kali ini aku benar-benar kikuk, mengalihkan pandangan. Apa maksudnya? Entah itu sebuah tebakan, pertanyaan, atau pernyataan, aku benar-benar tak mengerti.  Aku tak menjawab, tak mau tahu.  Kembali menatapnya.
“Benar kan?! Dia yang membuatmu tertawa tadi.” Tambahnya. Aku sadar, air muka ku berubah drastic. Sungguh bukan hal yang masuk akal. Ada apa dengannya? Kembali aku mengalihkan pandangan. Mencoba bersikap setenang mungkin. Menebak beberapa kemungkinan.  Sejurus kemudian aku mengingat perbincanganku dengan Ririn. Tadi kita membicarakan tentang sikap wanita yang ketahuan menyukai seorang pria. Mendadak aku merasa tak nyaman. Pernyataanya sungguh tak mengenakkan. Bukan apa-apa, akan tetapi aku takut ia salah sangka. Pernyataannya seolah-olah menyudutkan bahwa aku menyukai Andre. Selama ini aku tak pernah menganggap hubunganku dengan Andre ada yang istimewa. Sedikitpun tak pernah terpikir. Hanya sebatas teman, itu cukup. Tak kurang, tak lebih. Kalau pun lebih, aku benar-benar menganggapnya sebagai sahabat.
Andre adalah sosok laki-laki yang  bisa dibilang tampan. Air mukanya tenang dan misterius. Banyak sekali wanita yang terpesona olehnya. Beberapa ialah teman dekatku. Mulai dari Alya, sahabatku ketika SMP dulu, Ani sahabatku, Hani dan Putri teman sekelasku, bahkan Ririn pun pernah menyukainya. Entah pesona apa yang ia miliki. Selama 5 tahun aku mengenal Andre, ku rasa ia seperti laki-laki biasa pada umumnya. Namun, entahlah.. aku tak mengerti apa yang mereka pikirkan. Kenyataan  Ririn yang pernah menyukai Andre pun mulai menimbulkan kecurigaanku padanya. Apakah Ririn masih menyukai Andre, sehingga ia mengungkapkan pernyataan itu. Apakah ia cemburu, akan kedekatanku dengan Andre? Haaah, bukankah ia tahu, kami dekat karena satu organisasi? Sungguh, pernyataan Ririn tadi, menimbulkan banyak pertanyaan yang terus berlomba-lomba menguak kebenarannya.
Wahai sobat, aku tak akan menceritakan tentang Andre ataupun Ririn. Asal kamu tahu, entah karena alasan apa, orang-orang selalu yakin bahwa sampai saat ini aku tak pernah mempunyai orang yang  special. Sungguh, itu bohong. Kali ini aku akan menceritakan kisah tentang perasaan yang tak pernah ku mengerti itu. Aku akan kembali ke masa lalu, bekelana, menceritakan segalanya. Seperti hujan yang senantiasa berkelana. Menumpahkan airnya keseluruh penjuru bumi.
***

Kau tahu sobat, kisah ini berawal pada masa akhir SMP. Masa berlaku cinta monyet. Dan menurutku itu gila. Cinta diperlakukan seperti permainan.  Seperti Alya sahabatku ketika SMP. Ia adalah cewek yang pintar, riang, modis, dan cantik. Sungguh, banyak laki-laki yang terpesona dengan perawakannya. Akan tetapi ada yang gawat. Ia adalah orang yang mudah bosan, berkali-kali ia gagal berpacaran. Namun itu tak masalah buatnya, menurutnya cinta monyet hanyalah permainan.
“Ta, aku punya cowok baru..” Kalimat pertama yang ia ucapkan ketika kami bertemu di kantin.
“Aduh Al, kapan sih kamu tobatnya. Pacaran mulu pikirannya, nggak kapok apa?” Jawabku sembari duduk di kursi kantin.
“Iih, dengerin dulu.. Dia teman sekelas kamu, Darma.”
“Teruss..”
“Ah, Ita nyebelin. Selamat kek, apa gitu?!”
“Iya, iya.. Se-la-mat deh.” jawabku malas. Aku sudah terlalu pusing dengan sikap Alya. Paling-paling baru beberapa minggu sudah putus. Dia memang gadis yang mudah bosan. Pacaran tidak pernah serius. Namanya juga pacaran. Pernah ia berpacaran hanya dua hari, sungguh mengerikan. Tapi, kali ini rekor. Ia dengan Darma sudah hampir 1 bulan berpacaran. Itulah masa berpacaran Alya yang paling lama.

Masa SMA
Aku dan Alya beda sekolah. Namun, kami tetap saling kontak. Alya pernah memberitahu, ia bertemu Darma di angkutan umum. “Dia tampan sekali Ta, sekarang.” Ungkapnya sumringah ketika kami bertemu. Haah, Alya tidak pernah berubah. Selalu dramatis (peralihan dari kata berlebihan).
Maaf sobat, setelah berpanjang lebar, kisah ini baru akan dimulai. Kau tahu? Sehari setelah Alya menceritakan pertemuannya dengan Darma, Darma meneleponku. Ia hanya berbasa-basi menanyakan kabar, sekolah baru, dan teman baru. Namun, pada penghujung telepon, ia menanyakan nomor handphone. Baiklah, itu memang umum. Namun, pada hari-hari berikutnya Darma berhasil masuk dalam keseharianku. Tiada hari tanpa mengubungi Darma. Kami selalu berbagi cerita setiap hari. Bulan pertama hanya basa-basi, bulan kedua ia mulai menceritakan kehidupan pribadi. Aku terkejut, ia menceritakan banyak hal. Aku tak pernah menyangka ia merokok ketika terlalu pusing memikirkan tugas sekolah, meminum kopi tiga kali dalam sehari. Dan, aku hanya memberinya nasihat-nasihat ringan, seperti layaknya seorang sahabat. Namun, sepertinya terjadi kesalahpahaman.  Darma memanggap ini sebuah perhatian khusus.
Wahai sobat, aku beritahu. Sungguh, berhati-hatilah ketika mengucapkan sesuatu. Jangan berlebihan dan emosi ketika berbicara, itu bisa menjadi fatal. Tentu banyak sebab-akibat yang akan terjadi karena sebuah perkataan bukan? Begitu pula dengan perkataan yang mengundang harapan. Perhatian boleh saja, namun jangan sampai memberikan kesan harapan lebih. Bisa berakibat buruk bagi orang yang berharap(apalagi berharap lebih).
***
Reuni SMP
“Ayolah Ta.. Hanya sebentar saja. Memangnya kamu tega, membiarkan ku sendirian seperti orang hilang?” ungkap Alya merajuk, memintaku menemaninya menghadiri acara reuni SMP.
“Ya sudah, kalau begitu tidak usah ikut, hahaha..” jawabku sambil terkekeh.
“Itaaaaa, serius. Kalau tidak ikut, aku tidak bisa melihat Darma.”
“Ya sudah, kalau begitu kamu ajak Darma.”
“Maluuu..” Alya merengek seperti anak kecil.
 ***



Astaga, sampai sini dulu. Tolong saran judul. Bingung cari judul hehe. Sebenarnya enggak ikhlas ngelanjutin. Takut basi. Cerita cinta selalu terkesan sinetron. err

Sahabat


Halooo….*eh, kenapa pake halo?*emm gue gak tau :Dv(sorry gaje. GROGI)
Persahabatan itu bagaikan pelangi, dimana munculnya pelangi harus menunggu hujan terlebih dahulu.  Namun terkadang, setelah hujan pun pelangi nggak kelihatan.. Kenapa? Karena tidak ada matahari yang bersinar cerah yang mungkin dikarenakan tertutup oleh awan. Selain itu, untuk melihat pelangi, kita harus melihatnya dengan arah yang berlawanan dengan matahari.
Tidak jauh beda kan, dengan persahabatan. Pelangi persahabatan tidak akan pernah nampak selama ia terus tertutup oleh awan kesalahpahaman, serta tidak akan pernah terlihat selama kita hanya memandang matahari(arah yang salah). Maka dari itu, pasti kamu sudah tahu bahwa dalam persahabatan, kita harus saling melengkapi, menerima segala perilakunya yang bertolak belakang dengan diri kita, dan saling melengkapi untuk mewujudkan pelangi tanpa ada sesal sekalipun.
Nah, saya akan memberikan pertanyaan. Ada nggak yag sering jengkel sama sahabatnya sendiri? Atau nggak suka? Atau belum bisa nerima perilaku mereka?
Bila iya, ataupun pernah, Anda harus merenungkan lagi kalimat pelangi persahabatan di atas.
Positifnya gini, sebuah persahabatan itu selalu tumbuh rasa sayang, rasa mengerti, dan memahami di dalam jiwanya. Logikanya, kalau sahabat-sahabat kamu sayang, dan selalu ngertiin kamu tetapi kamu belum bisa menerimanya, atau malah jengkel kepadanya.. Bukankah itu  terkesan jahat?
Seperti halnya seorang ibu yang punya kasih sayang penuh terhadap anaknya, tetapi si anak malah mendurhakainya.
Untuk menumbuhkan sebuah persahabatan sejati, Tuhan selalu menguji terlebih dahulu kepada umat-Nya. Agar umatnya mempunyai sifat menerima, belas kasih, dan rasa simpati kepada orang lain. Kalau kamu sudah bisa memiliki sifat tersebut dalam sebuah persahabatan, kamu juga akan bisa menerapkannya dalam kehidupan kamu sendiri dalam kesehariannya. Meskipun selalu diawali dengan cobaan terus menerus, yakinlah saja,bahwa  itu merupakan salah satu cara Tuhan untuk menunjukkan rasa sayang-Nya terhadap kamu. Kamu ingin dijadikan lebih baik, lebih tinggi, dan lebih mulia.
Kenapa jadi nyasar ke kehidupan yaa? Back to persahabatan..
Sahabat, terkadang kita bisa salah pilih orang untuk dijadikan sahabat. Seperti halnya orang-orang jahat. Maksudnya orang jahat, yaitu sebuah persahabatan yang ruang lingkupnya tidak sehat, tidak stabil dengan kamu yang sekiranya baik, emm frontalnya :D sahabat-sahabat kamu yang orang-orangnya bakal merusak diri kamu sendiri.. Dalam kasus tersebut,(err alay banget deh ’kasus’ u,u) pertama-tama kamu diberi niat untuk bisa mengubah sahabat kamu menjadi lebih baik.. Semisal, sobat kamu adalah orang yang  kurang bisa menjaga ucapannya, kamu bisa merubahnya menjadi orang yang sopan dalam bertutur kata.. Perilakunya yang kurang wajar dalam etika kehidupan, kamu ubah menjadi sebagaimana mestinya, baik sifat, pemikiran, dan perbuatannya.. Ataupun mengubah tipe orang pemurung, alih-alih suram :D menjadi orang yang lebih ceria. Intinya, lebih baik lagi.  Kalau kamu gak bisa terus-terusan kasi sugesti buat jadiin sahabat kamu lebih baik.. Atau lebih parahnya kamu malah terkontaminasi dengan sahabat kamu itu, pasti Yang Maha Kuasa akan menyingkirkan kamu dalam persahabatan kamu itu. Contohnya, sahabat kamu orangnya suka merokok, suka tawuran, pemikirannya ngelantur, dan hal-hal negative lainnya, sedangkan kamu hampir ketularan. tentu dengan jalan-Nya kamu akan di jauhkan dari orang-orang itu, agar kamu nggak tersesat karena lagi lagi Tuhan amat sangat sayang kepadamu. Tapi kalo nggak, dan kamu akan terus terperosok ke jurang keburukan, terus  jatuh bahkan semakin dalam, kamu kasian banget ya,, hahahah*piece bercanda. Mungkin kamu perlu merenung sejenak, apakah selama ini kamu sudah dekat dengan Tuhan mu, atau malah semakin jauh, alih-alaih pernah melupakan-Nya :o
Well, kamu harus bisa bedain. Mana sahabat sejati untuk kebaikan, dan mana sahabat yang kamu anggap sahabat, tetapi malah menarik kamu ke jalan sesat.

Terimakasih setulus hati saya bagi yang mau baca. Maaf bila ada yang paradox, pemikiran orang kan beda-beda.
Bersabarlah dalam ujian Tuhan, karenanya itu yang yerbaikbuat kamu. Ujian sekolah saja ujung-ujungnya bisa lolos, kenapa ujian kehidupan enggak..
Kadang-kadang bila kita menginginkan sesuatu, tidak baik menurut Allah ta’ala. Kadang-kadang bila kita tidak menginginkan sesuatu, baik menurut Allah ta’ala. Jadi, serahkanlah hidup kepada rencana Allah ta’ala. Karena Allah lebih tau yang terbaik untuk kita, daripada diri kita sendiri.
Nggak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.(Refrain-Saat Cinta Selalu Pulang)
Sahabat, bagai embun dikala pagi. Ia datang tanpa janji.. Bila ia pergi, pasti kembali. Tak ada duka, cemburu, ataupun curiga, apalagi benci.. Yang ada hanyalah saling mengerti dan memahami.
Persahabatan kadang tak selembut rokok dalam setiap hisapannya, masalah kecil sering mendera. Namun belajarlah dari anak kecil yang mudah memaafkan ketika dirinya bertengkar. (H. Thoha)


Ketenangan adalah cara menghemat energy.
Perenungan adalah cara menyerap energy.
Memberi adalah cara menyalurkan energy. (Anis Matta, Lc)